Total Pageviews

Tuesday, December 14, 2010

Decomposers Machine Palm Empty Fruit Bunch/ Mesin Pengurai Serat Tandan Kosong Sawit

Decomposers Machine Palm Empty Fruit Bunch

Mesin Pengurai Tandan Kosong Sawit
Kapasitas 500 kg/Jam
Empty palm bunches decomposing machine is a machine that works to cultivate palm empty bunches into long fibers. Long fiber is exported to China, and used as a raw material seat and mattress.

Mesin pengurai tandan sawit adalah mesin yang berfungsi untuk mengolah tandan sawit kosong menjadi serat panjang. Serat panjang ini di export ke cina, dan di gunakan sebagai bahan baku jok mobil dan kasur.

Thousand Benefits of Fiber Oil

Sofa in a room measuring 3 mx 5 m was still bouncy. In fact, he was already 2 years old. 'Fill the seats are not random, "said Dr Siswanto, which puts it in the living room sofa office, Biotechnology Research Center Plantation Bogor. Contents seat sofa comes from oil palm empty fruit bunches fiber (TKKS) are parsed fine.

With the contents of the seat of origin of waste palm oil processing, longer life sofa. In addition, fiber palm bunches more flexible so that the sofa was more tender. Fiber extracted from the parsed TKKS counter fiber. The fiber length of 15 cm was then sprayed with a liquid natural rubber until evenly distributed. The point, made more TKKS fibers swell and hold bouncy though often occupied. After drying, the fiber is inserted into the seat TKKS. Not just a sofa, but also a car seat.

Aside from being the seat filler, Ir Isroi MSi, Biotechnology Research Center researchers also tested the use of Bogor Oil palm oil waste into pulp, paper materials. How, with the fibers break down into powder. There are two techniques that can be selected, using a strong acid solution or service bacterial rot. The latter is cheaper in terms of cost, but a longer degradation time. Degradation of lignin fiber yield by 21% and then printed as a paper pulp before. 'Utilization of waste oil timber is enough to substitute a growing number of rare,' said Isroi.

Pile up

Waste oil palm growing abundantly along with the many palm oil mills which now reaches 470 mill. A palm oil mill (MCC) with a capacity of 60 tons bunches / hour waste of 100 tons / day. That means a total of 470 waste-plant reach 28.7 million tons in liquid and 15.2-million tons of solid waste per year.

Solid waste such as empty fruit bunches and mud. Both cause a foul odor and flies breeding places. During this TKKS the amount of 23% of the fresh fruit bunches is only used as mulch or compost to plant oil palm. That was not absorbed completely and use it only produces low added value to TKKS.

In fact, TKKS many benefits. One of which is processed into animal feed source media. The trick, palm oil waste soaked in water, then stored in large cans and left open 3-4 days. Insect fruit will come in cans and lay eggs. Interval of 2-3 weeks insect eggs turn into larvae you see maggots alias. If the larvae you see is dried and milled to produce flour. Larvae you see a substitute for wheat flour as raw material for the manufacture of fish feed. Levels of the protein in flour larvae you see it reach 40%.

Particle board

Utilization TKKS most potential is for the manufacture of particle board. Because, bunches of oil palm has a high cellulose content, ie 67.88% and 38.76% holoselulosa alpha cellulose fiber content 72.67%. It has advantages over plywood board, which is capable of reducing noise. How the manufacture of particle board TKKS very easy. Use a chopper to chop palm fibers into small pieces.

Sliced ​​bunches of palm oil that comes out of the machine it still contains 73% water content, 9% oil, and dirt that needs to be pressed. After using the machine felts pressed chopped screw type, moisture content and oil content was reduced to 36% and 7%. The process is not over because TKKS have dried to reduce the moisture content to 10%.

In making the needed board adhesives, such as 8% latex, 10% starch glue, or 12% polyvinyl acrylic. How the adhesive by spraying. Bunches of oil palm fiber particles that have been given a sheet of adhesive made board with size 20 cm x 20 cm and cold pressed with a power of 20 kg/cm2 for 15 minutes. Then felted hot 103oC for 15 minutes with 90 kg/cm2 pressure felts. Furthermore, the board left in the room 24 hours at room temperature.

As a result, particle board produced has a water content of 8.0 to 8.8%. The value was still within the range of Indonesian National Standard (SNI) particle board which requires a maximum water content of 14%. In terms of density, particle board TKKS including high density between .86 to 0.98 g/cm3. Compare this with the original particle board palm trunks, from 0.59 to 0.66 g/cm3.

The results of testing the mechanical properties such as particle board supple firmness, firmness broken, bonding strength, and a strong showing TKKS screws hold better. For example, determination of particle board palm bunches or strength to withstand the load so that it can return to its original shape without damage reaches 111 to 200.49 kg/cm2. The value was higher than ISO particle board requires value flexibility above 100 kg/cm2. 1809.66 to 4131.17 kg/cm2 elasticity particle board, above the minimum value of SNI only 100 kg/cm2.

Bonding strength bonding capabilities antarpartikel aka palm bunches ranged from 6.20 to 8.10 kg/cm2; standard IEC 6 kg/cm2. Strong hold screws alias Manahan ability to screw boards as a binder at 49.00 kg. That's higher than 9 kg to 40 kg SNI.

According to Dr Siswanto each 1 m2 of particle board only takes 3-5 kg ​​of oil palm empty fruit bunches. Meanwhile, if made from the wood of palm oil, producing at least 0.3 m2 of particle board. If in a 1 ha oil palm produces 70 tonnes of dried palm wood, means can be obtained 35 m3 of particle board with a density of 0.6 kg/dm3.

By utilizing oil palm waste, added value for palm oil mills will increase. In addition, the waste no longer a problem that pollute the environment. (Vina Fitriani / Covering: Faiz Yajri)

Sources: www.trubus-online.co.id

 

Seribu Manfaat Serat Sawit 

Sofa di ruangan berukuran 3 m x 5 m itu masih membal. Padahal, umurnya sudah 2 tahun. ‘Isi joknya tidak sembarangan,’ kata Dr Siswanto, yang menempatkan sofa itu di ruang tamu kantornya, Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor. Isi jok sofa itu berasal dari serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang diurai halus.

Dengan isi jok asal limbah pengolahan kelapa sawit, masa pakai sofa lebih lama. Selain itu, serat tandan kelapa sawit lebih lentur sehingga sofa terasa lebih empuk. Serat diambil dari TKKS yang diurai dengan pencacah serat. Serat yang panjangnya 15 cm itu lalu disemprot dengan cairan karet alam hingga merata. Gunanya, membuat serat TKKS lebih menggembung dan tahan membal walau sering diduduki. Setelah dikeringkan, serat TKKS dimasukkan ke jok. Tak hanya sofa, tapi juga jok mobil.

Selain sebagai pengisi jok mobil, Ir Isroi MSi, periset Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor juga mengujicoba pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadi pulp, bahan baku kertas. Caranya, dengan mengurai serat menjadi bubuk. Ada 2 teknik yang bisa dipilih, menggunakan larutan asam kuat atau jasa bakteri pelapuk. Yang disebut terakhir memang murah dari segi biaya, tetapi waktu degradasi lebih lama. Degradasi serat menghasilkan lignin sebesar 21% kemudian dicetak seperti halnya bubur kayu sebelum menjadi kertas. ‘Pemanfaatan limbah sawit cukup untuk mensubstitusi kayu yang jumlahnya semakin langka,’ kata Isroi.

Menumpuk
Limbah kelapa sawit semakin melimpah seiring dengan banyaknya pabrik pengolahan kelapa sawit yang kini mencapai 470 pabrik. Sebuah pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 60 ton tandan/jam menghasilkan limbah 100 ton/hari. Itu artinya, total limbah 470 pabrik itu mencapai 28,7-juta ton dalam bentuk cair dan 15,2-juta ton limbah padat per tahun.

Limbah padat berupa tandan kosong dan lumpur. Keduanya menjadi penyebab bau busuk dan tempat bersarangnya lalat. Selama ini TKKS yang jumlahnya 23% dari tandan buah segar hanya dimanfaatkan sebagai mulsa atau kompos untuk tanaman kelapa sawit. Itu pun tidak terserap seluruhnya dan pemanfaatan itu hanya menghasilkan nilai tambah rendah terhadap TKKS.

Padahal, TKKS banyak manfaatnya. Salah satu di antaranya diolah menjadi media sumber pakan ternak. Caranya, limbah kelapa sawit dibasahi air, kemudian disimpan di dalam kaleng besar dan dibiarkan terbuka 3-4 hari. Serangga buah bakal datang ke dalam kaleng dan bertelur. Selang 2-3 pekan telur serangga berubah menjadi belatung alias magot. Jika magot dikeringkan dan digiling menghasilkan tepung. Tepung magot menjadi pengganti tepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pakan. Kadar protein yang terkandung dalam tepung magot itu mencapai 40%.

Papan partikel
Pemanfaatan TKKS paling potensial adalah untuk pembuatan papan partikel. Sebab, tandan kelapa sawit memiliki kadar selulosa tinggi, yaitu 67,88% holoselulosa dan 38,76% alfa selulosa dengan kadar serat 72,67%. Ia memiliki kelebihan dibandingkan papan lapis, yakni mampu meredam suara. Cara pembuatan papan partikel dari TKKS sangat mudah. Gunakan mesin perajang untuk memotong serat sawit menjadi kecil-kecil.

Rajangan tandan kelapa sawit yang keluar dari mesin itu masih mengandung kadar air 73%, minyak 9%, dan kotoran sehingga perlu dipres. Setelah rajangan dipres menggunakan mesin kempa tipe ulir, kadar air dan kadar minyak berkurang menjadi 36% dan 7%. Proses belum berakhir karena TKKS perlu dijemur untuk menurunkan kadar air hingga 10%.

Dalam pembuatan papan dibutuhkan perekat, seperti 8% lateks, 10% lem kanji, atau 12% polivinil akrilik. Cara pemberian perekat dengan penyemprotan. Partikel serat tandan kelapa sawit yang telah diberi perekat dibuat lembaran papan dengan ukuran 20 cm x 20 cm dan dikempa dingin dengan kekuatan 20 kg/cm2 selama 15 menit. Kemudian dikempa panas 103oC selama 15 menit dengan tekanan kempa 90 kg/cm2. Selanjutnya papan didiamkan 24 jam dalam ruangan pada suhu kamar.

Hasilnya, papan partikel yang dihasilkan memiliki kadar air 8,0-8,8%. Nilai itu masih berada dalam kisaran standar nasional Indonesia (SNI) papan partikel yang mensyaratkan kadar air maksimal 14%. Dari segi kerapatan, papan partikel TKKS termasuk berkerapatan tinggi antara 0,86-0,98 g/cm3. Bandingkan dengan papan partikel asal batang kelapa sawit, 0,59-0,66 g/cm3.

Hasil pengujian sifat mekanik papan partikel seperti keteguhan lentur, keteguhan patah, keteguhan rekat, dan kuat pegang sekrup menunjukkan TKKS lebih baik. Misalnya, keteguhan papan partikel tandan kelapa sawit atau kekuatan untuk menahan beban sehingga dapat kembali ke bentuk semula tanpa rusak mencapai 111-200,49 kg/cm2. Nilai itu lebih tinggi daripada SNI papan partikel yang mewajibkan nilai kelenturan di atas 100 kg/cm2. Elastisitas papan partikel 1.809,66-4.131,17kg/cm2, di atas nilai SNI minimal yang hanya 100 kg/cm2.

Keteguhan rekat alias kemampuan ikatan antarpartikel tandan kelapa sawit berkisar 6,20-8,10 kg/cm2; standar SNI 6 kg/cm2. Kuat pegang sekrup alias kemampuan papan untuk manahan sekrup sebagai pengikat sebesar 49,00 kg. Itu lebih tinggi 9 kg dibandingkan SNI yang mencapai 40 kg.

Menurut Dr Siswanto setiap 1 m2 papan partikel hanya butuh 3-5 kg tandan kosong kelapa sawit. Sedangkan jika dari batang kayu kelapa sawit, paling tidak menghasilkan 0,3 m2 papan partikel. Jika dalam 1 ha kebun sawit menghasilkan 70 ton kayu kelapa sawit kering, berarti bisa diperoleh 35 m3 papan partikel dengan kerapatan 0,6 kg/dm3.

Dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit, nilai tambah untuk pabrik pengolahan kelapa sawit bakal meningkat. Selain itu, limbah tak lagi menjadi masalah yang mencemari lingkungan. (Vina Fitriani/Peliput: Faiz Yajri)

Sumber: www.trubus-online.co.id

2 comments: